SEBAGAI seorang istri kita harus bisa
menjadi orang yang lebih kuat. Menjadi seorang istri itu tidak mudah
seperti apa yang kita bayangkan. Tapi, kalau kita dapat melaksanakan
kewajiban kita terhadap suami dan kita pun ikhlas melakukannya maka itu
akan terasa lebih mudah. Seperti halnya seorang istri yang harus tidur
larut malam dan bangun lebih pagi.
Tugas
seorang istri adalah mengusurus keluarga. Baik itu suami maupun
anak-anaknya. Sehingga istri harus bisa bangun lebih pagi karena harus
mempersiapkan sarapan bagi keluarganya. Jadi, pada saat suami bangun
pagi, makanan sudah tersedia. Bahkan istri cukup repot mengurus
anak-anak yang harus berangkat ke sekolah. Setelah suami berangkat
kerja, anak-anak sudah berangkat ke sekolah, istri harus mencuci
pakaian, belanja, dan memasak untuk makan siang. Lewat tengah hari
memberi makan anak-anak, membimbingnya untuk tidur siang, lalu
bersih-bersih, dn menyiapkan anak-anak berangkat mengaji, kemudian
menyiapkan makan malam, bersih-bersih diri karena sebentar lagi suami
pulang dari kantor. Malam menemani anak-anak belajar, lalu ketika
anak-anak mulai berangkat tidur, melayani suami sebagai tugas mulia.
Sampai suami tertidur pulas dan mendengkur, barulah istri merebahkan
badannya perlahan-lahan dan memejamkan mata. Untuk kemudian bangun
pagi-pagi sekali sebelum suami dan anak-anak terbangun. Begitulah
rutinitas kehidupan seorang istri dalam rumah tangga. Apakah istri tidak
layak mendapat penghormatan besar dari suami, terhadap jasanya yang
tidak merasa lelah mengurus anak-anak dan keluarga?
Jika
anggota keluarga sakit, roda kehidupan rumah tangga harus tetap
berjalan, sehingga istri harus pontang panting menghadapi semuanya.
Kalau suami sakit, segala kehidupan rumah tangga juga harus tetap
berjalan. Bila istri yang sakit, bisa dipastikan aktivitas rumah tangga
akan tersendat. Begitu besarnya peranan istri dalam rumah tangga,
sehingga seakan-akan tidak boleh sakit. Selain itu, diantara tugas-tugas
rutin menyita waktu yang penuh, istri juga harus tampil tetap cantik,
kelihatan segar di mata suaminya
Apabila
kesibukan rumah tangga mmebuat penampilan jadi kedodoran, tidak
bergairah, kuyu dan keletihan, banyak mengeluh, akan membuat pandangan
suami menjadi negatif. Kehidupan rumah tangga yang dihadapi seorang
istri, akan jauh berbeda dengan ketika pertama kali memasuki kamar
pengantin, penuh kemesraaan, dan segalanya hanya untuk berdua. Semakin hari, perubahan
bulan dan tahun, setelah hadir anak-anak, aktivitas istri semakin terus
bertambah. Namun, banyak suami tidak sedikitpun melirik, dan menyadari
peranan istri yang begitu besar dalam rumah tangga, ketika menjalankan
fungsinya sebagai ibu rumah tangga. Malah ada suami yang menggerutu
ketika melihat istrinya tidak dapat tampil cantik dan segar, hanya
karena tuntutan kesibukan sehari-hari yang mendera hidupnya. Sebenarnya
sebagai seorang suami dapat merasakan keberadaan seorang istri dalam
rumah tangga dengan rasa kemanusiaan. Betapa besar dan repotnya tugas
istri dalam rumah tangga, ini yang sebaiknya disadari suami, lalu
menjalin saling pengertian dan penuh perhatian dengan usaha dan
cara-cara yang tepat, agar beban rumah tangga itu tidak terasa berat.
Perhatian suami terhadap istrinya yang sudah bekerja keras untuk
keluarganya itu dapat merupakan cermin memiliki kehendak yang searah,
sama-sama menginginkan kebaikan dan keindahan rumah tangga, menginginkan
kemuliaan dan keselamatan dunia akhirat.
Perlu
diingat, seorang wanita yang mau dilamar menjadi seorang istri dari
seorang laki-laki dan bersedia meninggalkan rumah orang tuanya, karena
menginginkan suami dapat melindunginya, menghormatinya, yang
mencumbuinya, suami memberi waktu untuknya, sehingga waktu tidak hanya
untuk pekerjaan rumah dan mengurus anak-anak saja. Suami harus mencontoh
kehidupan Rasulullah SAW sebagai pemimpin pertempuran dimana-mana,
tetapi ketika bersama istri-istrinya senantiasa memberikan kasih sayang
dan kedamaian, tidak membebani istri, berusaha meringankan tugas-tugas
istri, dan selalu menghindari kata-kata kasar dan menyakitkan. Sabda
Rasulullah SAW, ”Orang yang paling baik diantara kalian adalah yang
paling baik kepada istrinya, dan aku adalah yang paling baik kepada
istriku.”
Disadari
atau tidak, pekerjaan para istri lebih banyak daripada suami. Dari pagi
sampai malam hari, pekerjaan mereka seolah tidak ada hentinya. Mulai
dari mengurus anak-anak, melayani keperluan dan kebutuhan suami, hingga
mengerjakan pekerjaan rumah tangga lainnya. Itulah sebabnya, seorang
suami harus menghargai jerih payah istrinya. Diantaranya:
1. Memberikan pujian atas semua pekerjaanya dan tidak melecehkan kelemahannya.
2. Memberi dukungan moral dan bantuan tenaga untuk meringankan beban tugas dan perannya.
3. Jika memungkinkan, penuhi segala keperluan yang dapat memudahkan tugas-tugasnya itu.
4.
Memberikan hadiah tertentu yang dapat menyenangkan hatinya. Tentu bukan
mahalnya yang jadi prioritas, tetapi bentuk kesungguhan perhatian yang
lebih utama. [rika/islampos/infoislamdaily]