Sejak itu saya patah hati dan semakin mantap
untuk tidak menerima pria manapun sebelum berbicara serius dengan ayah saya. Mungkin
saat itu Allah melihat saya belum serius berhijrah. Bisa jadi Allah melihat
hubungan saya dan suami itu menjurus ke arah pacaran walaupun jarak jauh dan
hanya komunikasi lewat pesan SMS.
Barulah tanggal 04 Juli 2015 kemarin atau tepatnya
17 Ramadhan suami tiba-tiba menelepon saya dan menyatakan keseriusannya pada
saya. Wow. Kaget bukan main. Ini orang
ada apa tiba-tiba nelepon lalu bilang mau lamar. Serius nggak sih? Bayangkan
saya terakhir komunikasi kira-kira awal 2013 dan tidak pernah bertemu lagi
sejak tahun 2012, tiba-tiba langsung dilamar. Ada apa gitu, ada apa? *Oke ini lebay* Tapi rupanya kejadian 2012
itu sama sekali tidak bisa saya lupakan. Dengan kata lain saya masih berharap
(punya rasa.red) pada suami. Dan diam-diam selalu mendo’akannya. Selalu istikhoroh
tiap malam. Serta berusaha memperbaiki dan memantaskan diri untuk suami. Dan itu
berlangsung hingga awal 2015 kemarin.
Lama kelamaan saya berpikir mau sampai kapan saya
berharap seperti itu. Belum lagi jika apa yang saya harapkan tidak sesuai
dengan kenyataan. Bagaimana jika suami bukan jodoh saya? Bagaimana jika Allah
justru memberi jodoh yang lain untuk suami saya? Dalam kegamangan itu, akhirnya
saya putuskan. Oke. Saya akan berhenti untuk berharap. Saya tidak mau kelak
saya sakit hati terlalu dalam. Pelan-pelan saya mencoba mengikhlaskan dan
melepaskan rasa itu.
Finally, ya inilah rencana Allah. Sama sekali tidak
pernah terpikir oleh saya akhirnya bisa menikah dengan seseorang yang lama saya
kagumi. Benarlah jika jalan menjauhkan diri dari pacaran dan terus memperbaiki
diri karena Allah, justru sensasi saat menikah lebih terasa manisnya. Mana tahu
saya kalau ternyata Allah menyiapkan suami saya saat ini sebagai sang pangeran
yang lama saya tunggu hehe. Ya itulah jodoh, sangat amat misteri :))
Dari sini saya bisa ambil hikmah, saat hati kita ikhlas setulus-tulusnya justru rencana Allah jauh lebih indah. Kita sebagai manusia memang tidak ada daya dan upaya tanpa pertolongan-Nya. So, untuk yang masih menanti jodoh, boleh saja menyimpan rasa pada seseorang. Tapi usahakan rasa itu tersimpan rapat dan tidak mengotori hati dengan berharap terlalu dalam. Selama kita memang belum siap, lebih baik fokuskan pada perbaikan diri dan mendekat pada Allah. Percaya deh, disitulah Allah memainkan peran-Nya. Bisa jadi karena ketulusanmu memperbaiki diri hanya untuk Allah, justru Allah menyiapkan si dia buat kamu :))